“Bioskop itu,
bukan tempatnya kalian!
Bukan berarti kalau ada film islami langsung
berbondong-bondong ke bioskop. Tetapi film islami itu ditujukan
untuk orang-orang awam agar
lebih mengenal Islam!” dengan tegas seorang ustad berceramah di sebuah
diskusi yang bertemakan ‘Adab ADK’.
Memang sekarang
ini adab seorang
aktivis dakwah mulai dipertanyakan mulai
dari jam malam,
interaksi lawan jenis, upload foto, dan lain sebagainya. Ustad menjelaskan bahwa diadakannya jam malam memang
tidak ada dalam
Al-Quran, bahkan di hadits
pun juga tidak tertulis mengenai
jam malam. Kalau di Unnes, jam malamnya adalah jam 20.00 di mana tidak boleh keluar dari kos dan
tidak boleh berinteraksi lawan jenis (baik online
maupun offline). Tetapi kenyataannya, jam malamnya ada yang jam 21.00 maupun
sampai jam 22.00.
Ustad menjelaskan, Q.S Al-Falaq bisa menjadi tuntunan
kenapa kita harus
menjaga adab agar tidak
keluar malam maupun tidak berinteraksi (baik online maupun offline) dengan lawan jenis
di malam hari.
“Katakanlah, “Aku
berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh
(fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap
gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada
buhul-buhul (talinya), dan dari
kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.”” (QS. Al-Falaq: 1-5)
Nah, dari surat Al-Falaq tersebut dijelaskan bahwa
malam hari memang berbahaya. Santet dilakukan malam
hari. Pencurian, pembunuhan, begal juga
dilakukan pada malam hari. Nah,
lebih baik tidak
keluar ketika malam.
Ustad juga
menjelaskan terkait mudharat dan maslahat. Lebih baik mana, mencegah
mudharat atau menciptakan maslahat? Beliau memberi contoh, misalnya di rohis, besok ada acara dan ada sesuatu yang
harus dibahas sementara sudah pukul 11 malam, apakah
yang harus kita lakukan?
Ustad berkata bahwa lebih baik mencegah mudharat
daripada
menciptakan maslahat. Mengadakan acara adalah sebuah maslahat tetapi membahas sesuatu apalagi
ikhwan- akhwat di atas jam11 malam, bukankah itu sebuah mudharat? Nah, lebih baik tidak perlu
dibahas, dibahas besok saja di atas
pukul 5 pagi.
Insyaallah Allah meridhoi dan memberkahi. Percaya deh! Jika kita
melaksanakan sesuatu berdasarkan syariat, insyaallah Allah akan memberikan jalan keluar di atas segala
permasalahan.
semua tergantung niatnya. Kalau niatnya
berdakwah kan nggak papa, ya?
Tetapi ustad kembali menekankan. Mencegah mudharat lebih baik dari menciptakan maslahat. Sama halnya dengan anak
rohis foto bersama di studio. Ustad mewanti-wanti barangkali ada rasa terselip
di hati aktivis dakwah. Kan urusan hati nggak ada yang tahu. Barangkali si A ternyata naksir si B. Allahu’alam.
Kayak
lagunya Kang Abay juga sebenernya udah nggak cocok buat aktivis dakwah.
Kan yang suka sama lagunya beliau aku
ya... Sekarang bukan
saatnya mendengarkan lagu- lagu galau tetapi lebih
banyak mendengarkan murotalan. Mendengarkan lagu
boleh tetapi tidak
lupa dengan Al-Quran. Nonton film boleh, tetapi
tidak lupa shalat
tahajud. Jangan sampai amalan yaumiyah-nya
dilewatkan yaaa... Jaga ruhiyah, jangan sampai
mengering, hehe!
Ustadzah Diah tu pernah bilang, kalau
kita melakukan amal buruk
dan amal baik
secara bersamaan, maka
amal- amal baik itu akan luruh.
Iya sih baca
Al-Quran 1 juz sehari,
tetapi dengerin musik
galaunya dua jam. Sama aja, kan?
Beliau mencontohkan, mau
ngecat rumah.
“Pak, saya mau ngecat rumah. Lama nggak, Pak?” tanya
beliau ke tukang cat.
“Iya harus diamplas dulu, Bu catnya
yang lama. Kalau
mau cepat bisa, tinggal
dicat lagi tapi nanti catnya
gak tahan lama, gampang luruh.”Nah, sama kayak amal-amal kita. Cat yang lama ibarat amal buruk. Kalau amal buruk dan amal baik dijadikan satu, amal baiknya akan luruh. Biar awet gimana? Tobat dulu.. Bersihkan amal buruk, baru lakukan amal baik. Keep spirit! Semangaaatt~ Minta sama Allah agar diistiqomahkan ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar