Senin, 23 Juli 2018

Tempat Pulang

X : Kalau suatu hari nanti kamu lupa caranya pake corel, photoshop, kamu tau kan harus pergi ke siapa?

Y : Youtube?

X : Bukan! Ada aku!

Y : Siapa yang bisa menjamin kalau beberapa tahun lagi kamu masih bisa pakai software itu?

X : Aku optimis dan husnudzan sama Allah. Kalau aku akan tetap di sini. Tetap bermain bersama adobe, corel, paint, dan kamera ini. Aku akan tetap di sini, Tik. Dan akan selalu menunggumu untuk pulang.

Mataku berkaca-kaca. Ada yang menungguku. Tetapi aku selalu saja memilih pergi, mengedepankan amanahku yang tampak oleh banyak orang. Melupakanmu. Tetapi saat akhirnya aku melahirkan karya-karya lagi, aku sadar, aku rindu. Aku rindu kampung halamanku. Aku rindu kamu. Dan aku bahagia telah pulang.

Namun, aku harus pergi lagi. Ada amanah lain, tak hanya kamu. Seperti katamu, aku berhusnuzan pada Allah, aku tak akan melupakan kampung halamanku. Aku tak akan melupakanmu. Suatu hari nanti, jarak kita kan jadi temu. Bersabar ya, sebentar lagi.

Minggu, 15 Juli 2018

Cuma Bapak-Bapak

Di sini aku menunggu. Yang biasanya kalo nunggu itu bakal jamuran, aku di sini hampir membeku.. MasyaAllah... dingiiiiiinn hzzzzz

Aku belajar dari bapak-bapak penjual makanan yang biasanya masuk ke bus-bus luar kota. Bapak-bapak tersebut terdiri dari 4 orang, jualannya sama tetapi mereka begitu husnudzan kepada Allah. Mereka percaya kalau rezeki Allah tak kan ke mana. Mereka percaya setiap orang punya rezekinya masing-masing. Kalau nggak ada bus, mereka ngobrol, menjalin ukhuwah dan kerekatan hati. Kalau ada bus, mereka langsung masuk bersama, berempat. Masyaallah.. Mereka nggak rebutan pelanggan, mereka nggak iri-irian, nggak dengki, mereka husnudzan sama Allah... Allah sudah menjatah rezeki mereka masing-masing.

Lalu... aku melihat bapak-bapak yang lain... Bapak yang berteriak-teriak untuk narikin penumpang, ya Allah... jadi teringat bapak gue sendiri yang kerja keras buat gue... u.u

Sebentar lagi, bus Ramayana Jogja bakalan datang. Bismillah..

Terminal Bawen, 15 Juli 2018