Senin, 28 Januari 2019

Men are From Mars, Women are From Venus

Buku yang ditulis oleh John Gray, PH.D. Buku ini saya pinjam dari Naila Faza Kamila, biasa dipanggil Faza. Faza itu bukunya bagus-bagus dan recommended banget buat dibaca ^^
         Pas baca buku ini paling sering ngomong “Oh” dan “Iyakah?”. Soalnya pengetahuannya baru banget buat aku, hehe!
Laki-Laki
1.        Saran > Jangan pernah ngomong ke perempuan, “Harusnya kamu nggak sakit hati.”
2.        Ingin bebas dan leluasa bergerak
3.        Bisa melakukan segala sesuatunya sendirian
4.        Menghargai kekuasaan, keterampilan, efisiensi, dan prestasi
5.        Nggak mau diatur ataupun diajari à please jangan bilang ke laki-laki, “Coba baca buku ini. Di situ ada caranya dari Pak Surya tentang cara memperbaiki atap.”
6.        Kalau udah masuk gua, ya biarin aja
7.        Kalau masuk ke gua, harus bilang ke perempuan, “Aku pasti akan kembali.” agar perempuan itu tidak khawatir
8.        Seperti karet gelang, perlu menarik diri/me time
9.        Kalau sedang menarik diri, ya udah biarin aja
10.    Suka menjadi pemenang, orang lain kalah nggak masalah
11.    Tetapi kalau laki-laki menyukai sesuatu, ia akan memberi lebih banyak (coba perempuan mengurangi memberi lebih banyak, biar yang ngasih banyak laki-laki aja)
12.    Tapi terkadang laki-laki takut memberi banyak karena takut gagal atau takut ditolak (tugas perempuan adalah meyakinkan laki-laki bahwa tidak masalah jika gagal)
13.    Jangan memberi laki-laki nasihat kecuali kalau laki-laki itu sendiri yang meminta
14.    Nggak suka dikasih tau cara-caranya
15.    Lelaki berpikir, kalau ada perempuan yang curhat, itu artinya perempuan itu butuh solusi, padahal perempuan curhat hanya untuk didengarkan
16.    Ingin menjadi orang yang dibutuhkan
17.    Jangan memberi nasihat ke perempuan kalau perempuan tersebut sedang down, perempuan hanya ingin didengarkan
18.    Laki-laki biar nggak stres biasanya mencari sesuatu agar perhatiannya terpusat, seperti baca koran, nonton bola, mendaki gunung, dll
19.    Ingin juga membuat orang lain sama hebatnya seperti dia (setelah mengalami siklus ingin menang sendiri)
20.    Laki-laki dapat dengan mudah menanggung kesulitan apapun untuk membuat pasangannya bahagia
21.    Ingin jadi pahlawan
22.    Tidak suka diberi belas kasihan
23.    Cenderung berpikir uang dapat menyelesaikan segala masalah
24.    Laki-laki perlu menerima: kepercayaan, penerimaan, penghargaan, kekaguman, persetujuan, dan dorongan
25.    Tidak suka jika diberi banyak perhatian dan bantuan
26.    Jika laki-laki minta maaf itu artinya si laki-laki sudah berbuat salah dan minta maaf
27.    Tidak suka diinterogasi
28.    Jika laki-laki pernah mengecewakan perempuan, laki-laki itu akan langsung jatuh karena tidak mendapatkan persetujuan/ditolak
29.    Laki-laki membutuhkan persetujuan (Lihat hal-hal baik pada diri laki-laki meskipun kadang laki-laki kurang bertanggung jawab, malas, kurang rasa hormat)
30.    Tidak suka didikte
31.    Suka diterima apa adanya
32.    Laki-laki malu mengakui bahwa mereka membutuhkan persetujuan
33.    Akan berhenti memberi jika merasa tidak dihargai
34.    Saran > Peluk perempuan 4 kali sehari
35.    Laki-laki perlu dihargai, perempuan perlu didukung
36.    Ingatlah, perempuan suka jika laki-laki yang duluan menawarkan bantuan, terutama bantuan untuk hal-hal kecil
37.    Laki-laki menjadi sangat marah jika laki-laki melakukan kesalahan dan si perempuan marah
38.    Tulislah surat untuk menyampaikan perasaan-perasaan Anda. Dan di bawah surat itu diberi note, apa yang Anda harapkan dari pasangan Anda, apa ucapan yang Anda inginkan dari pasangan Anda
39.    Kalau lagi marah dengan pasangan kita, 90% kemarahan itu berkaitan dnegan masa lalu kita dan tidak ada kaitannya dengan kita sekarang ini. Seperti ketika kecil kita tidak terlalu diperhatikan orangtua, saat pasangan kita tidak memberi perhatian, kita akan menyalahkan pasangan kita. Salah satu solusinya adalah dengan surat.

Perempuan
1.        Saran > Jangan lupa bilang terima kasih ke laki-laki kalau laki-laki itu telah melakukan sesuatu
2.        Ingin dimenegerti, ingin minta didengarkan
3.        Tidak mau bergantung, karena bisa bikin sakit hati
4.        Sukanya ngatur-ngatur soalnya perempuan hakikatnya suka menolong orang lain
5.        Saran jika bicara ke laki-laki > jangan banyak ngeluh, jangan pake kode, langsung ngomong intinya
6.        Sukanya cerita
7.        Kayak gelombang, kalau lagi down harus didengarkan, diberi perhatian, dikasih cinta
8.        Kalau sudah diberi banyak, perempuan jadi punya perasaan ingin diberi
9.        Saran > jangan menyalahkan laki-laki
10.    Saran > memberi batas, maksudnya kalau mau nolak ya nolak aja. Kalau nggak suka bilang nggak suka. Kalau ingin didengarkan, dipeluk ya bilang aja
11.    Takut menerima, takut sakit hati
12.    Jangan terlalu membebani lelaki dengan menjadikannya satu-satunya sumber cinta dan dukungan
13.    Jangan lupa bilang terima kasih ke laki-laki kalau curhatannya sudah didengarkan
14.    Perempuan perlu menerima: perhatian, pegertian, rasa hormat, kesetiaan, penegasan, jaminan
15.    Saran > Kalau laki-laki habis keluar dari gua, perempuan jangan mengungkit-ungkit masa lalu dan kesalahan lelaki tersebut, anggap semuanya baik-baik saja
16.    Saran > Kalau laki-laki membuat kesalahan, tanyain aja, “Kira-kira solusinya bagaimana?”
17.    Saran > Jangan ngomen tentang penampilan atau sifat laki-laki. Kalau nggak suka penampilan atau sifatnya, ngomongnya yang halus, di tempat sepi, cuma empat mata, bisa juga ngomong di lain waktu ketika laki-laki tersebut sedang dalam kondisi baik. Kalau laki-laki merasa tersakiti, segera minta maaf
18.    Saran > Jangan sampai kita membuat lelaki nggak enak hati kalau masuk ke gua/menarik diri. Ya sudah biarin aja. Toh itu siklus alamiah. Kalau siklus itu rusak, si laki-laki bisa cepat marah dan kehilangan rasa cinta
19.    Saran > Bilang ke laki-laki, “Bikin kesalahan ya nggak  masalah.”
20.    Saran > Jangan ikut masuk ke gua atau kamu akan dibakar oleh naga
21.    Nggak suka kalau laki-laki itu lupa karena perempuan maunya selalu diingat dan diprioritaskan
22.    Kalau perempuan minta maaf, itu maksudnya, “Aku menaruh perhatian atas apa yang kau rasakan.”
23.    Umumnya perempuan secara tak sadar memulai pertengkaran dengan tidak secara langsung menyampaikan perasaan-perasaan mereka tetapi malah mengajukan pertanyaan retoris (“Kenapa datang terlambat?” padahal maksudnya “Aku nggak suka kamu datang terlambat)
24.    Jika perempuan memberi nilai, tak peduli pemberian cinta itu besar atau kecil, angkanya adalah satu poin, masing-masing pemberian memiliki nilai yang sama
25.    Saran > Kalau laki-laki tidak meminta bantuan, tidak perlu dibantu
26.    Saran > Jangan sering-sering mengingatkan laki-laki kecuali kalau dia yang minta karena dia akan merasa tidak dipercaya
27.    Saran > Apapun yang laki-laki putuskan, jangan dikomen, berilah kepercayaan pada keputusannya
28.    Saran > Jangan khawatir kepada laki-laki
29.    Saran > Jangan paksa laki-laki agar berbicara
30.    Saran > Jika laki-laki berbuat kesalahan jangan di-judge, tetapi beri dia kepercayaan
31.    Saran > Jangan mengubah laki-laki, sekecil apapun
32.    Saran > Berikan laki-laki kepercayaan, bukan nasihat
33.    Saran > Jangan banyak mengajukan pertanyaan saat laki-laki sedang marah
34.    Saran > Jangan memberi laki-laki petunjuk dan membuat keputusan baginya
35.    Saran > Berikan seulas senyum dan terima kasih kepada laki-laki sebagai penghargaan
36.    Jika perempuan memberi nilai, tak peduli pemberian cinta itu besar atau kecil, angkanya adalah satu poin; masing-masing pemberian mempunyai nilai yang sama. Dikasih uang buat bayar listrik, dikasih bunga, dikasih permen satu biji, nilainya sama: satu poin
37.    Hal-hal kecil sama pentingnya dengan hal-hal besar
38.    Saran > berikan seulas senyum dan ucapan terima kasih jika laki-laki sudah melakukan sesuatu
39.    Wanita harus menerima kecenderungan laki-laki untuk memusatkan seluruh energinya pada satu hal besar dan meremehkan pentingnya hal-hal kecil
40.    Laki-laki perlu dihargai, perempuan perlu didukung
41.    Tulislah surat untuk menyampaikan perasaan-perasaan Anda. Dan di bawah surat itu diberi note, apa yang Anda harapkan dari pasangan Anda, apa ucapan yang Anda inginkan dari pasangan Anda
42.    Semboyan perempuan, “Cinta berarti tak pernah meminta!” karena itu perempuan pinginnya ditawarin bantuan
43.    Saran > Cara memberi nasihat kepada laki-laki: saat yang tepat; sikap yang tidak menuntut; harus singkat; dan langsung
44.    Saran > Kalau ngomong sama laki-laki jangan pake kode. Langsung bilang, “Maukah kamu menjemput anak-anak?” (Bukan gini: Aku sibuk dan anak-anak bentar lagi pulang sekolah)
45.    Saran > Tetaplah meminta tolong ke laki-laki meskipun tahu akan ditolak. Dan kalau ditolak, jangan pasang wajah suram. Senyumin aja dan bilang “Oke!” karena hal ini membuat laki-laki merasa bebas untuk menolak. Semakin lelaki memiliki kebebasan menolak, semakin mudah bagi lelaki untuk mengatakan “Ya”
46.    Cara memprogram  agar lelaki bisa mengatakan “Ya” pada keinginan perempuan > Misal, perempuan meminta laki-laki beli susu
“Maukah kamu membelikan susu untuk anak-anak?”
“Tidak. Aku sedang sibuk.”
“Aku juga sedang sibuk.” (Habis itu diam, jangan ngomong kalo lo udah masak, nyetrika, dan blablabla)
Kalo laki-laki mau melakukannya, ia pasti gerundel. Udah, biarin aja. Kalau dia ngomong macam-macam, jawabannya sebagai pengimbang, bukan judge. Habis dia beliin susu, kasih pelukan dan ucapan terima kasih.
47.    Kalau lagi marah dengan pasangan kita, 90% kemarahan itu berkaitan dnegan masa lalu kita dan tidak ada kaitannya dengan kita sekarang ini. Seperti ketika kecil kita tidak terlalu diperhatikan orangtua, saat pasangan kita tidak memberi perhatian, kita akan menyalahkan pasangan kita. Salah satu solusinya adalah dengan surat.

Di akhir buku ini ditulis, jika dalam hubungan suasananya sudah panas, cobalah ingat bahwa pria dari Mars dan wanita dari Venus. Kita harus saling menerima satu sama lain.
Udah nulis kayak gini, udah baca bukunya, tetapi terkadang dalam prakteknya susah. Hehe! Kayak pas syuro UMAI, ditanyain mau rihlah ke mana? Akhwat (read: aku) jawabnya terserah, begitu dikasih opsi, malah nolak. Katanya terserah, dikasih opsi malah nolak. Udah tahu kalau ikhwan ngomong jangan dipotong, eh tetep aja dipotong. Udah tahu kalau laki-laki nggak suka diajari dan diatur-atur, tetep aja diajari dan diatur-atur.
Pas KAP (Kuliah Ahad Pagi), Ustad Burhan Shodiq tu bilang, cewek kalau malam-malam laper, malah bingung. Bikin mie nggak ya? Kalau bikin, nanti gendut. Kalau nggak bikin, laper. Akhirnya ke dapur, ambil panci. Tapi terus ditaruh lagi pancinya, bingung lagi mau bikin mie apa nggak. Beda sama cowok. Laper ya makan.
Makanya, kalau ada istri yang bilang gini ke suami, “Mas, laper..”
“Ya udah, makan.”
“Tapi aku takut gendut.”
“Ya udah nggak usah makan.”
“Tapi aku laper.”
“Kalau laper ya makan, kalau nggak mau makan ya udah!”
Dan akhirnya cekcok. Itu suami yang kurang ilmunya tentang perempuan. Suami yang paham ilmunya, ketika istri bilang, “Mas, laper..” dia langsung ke dapur, bikinin makan apa aja, satu piring, terus istrinya disuapin. “Ini dek mas bikinin nasi goreng. Dimakan berdua, ya..”
“Kan udah malem. Kalau aku gendut gimana?”
“Kamu gendut apa enggak, aku tetep cinta.”
“Co cweeett...”
Nah, begitu tuh harusnya! Suaminya peka.
Terus masalah vas bunga di meja pembicara, bagi cowok, ngapain meja dikasih vas, nggak ada vasnya juga udah bagus. Tapi bagi cewek, harus ada vas bunganya, masak nggak ada. Cewek suka sama hal detail, kalau cowok nggak suka detail. Karena itu laki-laki dan perempuan itu saling melengkapi.
Yuk belajar! Belajar nggak harus saat mendekati pernikahan. Tapi kalo belajar, jangan sambil baper unfaedah, ya! Hehe!

Yang Berjatuhan Di Jalan Dakwah

Ini buku yang ditulis oleh Fathi Yakan. Saya pinjam dari Ita, adik super semangat dan pengayom sejati. #eaaaa
Di awal buku ini diceritakan mengenai kisah-kisah sahabat pada zaman Nabi Muhammad SAW yang mulai berjatuhan. Namun perbedaan jatuhnya mereka di jalan dakwah berbeda dengan kondisi sekarang ini. Kalau dulu ketika Rasulullah SAW masih hidup, Islam dan jahiliyah batasnya sangat jelas. Berjatuhan dari jalan dakwah berarti orang tersebut murtad dan memilih menjadi jahiliyah. Sementara di jaman sekarang ini, orang yang keluar dari jamaah pun, masih dianggap sebagai orang Islam. Orang yang tidak mau berdakwah lagi, orang yang maunya memikirkan diri sendiri, asalkan dia tetap ber-Islam, ya apakah orang itu dikategorikan berjatuhan di jalan dakwah? Apakah orang yang berpindah jamaah disebut telah jatuh dari dakwah? Sulit mengkategorikannya karena sekarang ini batasnya tidak jelas.
Nah, salah satu penyebab kenapa orang-orang bisa berjatuhan di jalan dakwah adalah ruhiyah dan tarbawiyah yang kering, tidak dibasahi dzikir kepada Allah dan muraqabah padaNya. Memang iman manusia bisa bertambah dan berkurang. Ketika kita mendapatkan sebuah amanah dan kita nggak sadar kalau jiwa dan ruhani kita jadi hampa dan kita tidak segera memperbaiki diri, bisa jadi kita akan terpental dari jalan dakwah.
Amanah itu berat. Dan aku sering capek. Bukan capek fisik, tetapi hatiku cepat sekali merasakan capek. Dan obatnya adalah membaca Al-Quran. Obatnya adalah datang ke majelis ilmu, berdzikir, mengingat Allah, muhasabah. Kadang di tengah-tengah acara tiba-tiba hati terasa berat, dada menjadi sesak. Pasca acara pun kadang merasakan hal yang serupa. Saat syuro, setelah syuro, sebelum syuro, hatiku gampang banget capeknya. Apa cuma aku? Soalnya aku nggak suka berada di kerumunan orang. Setelah berinteraksi dengan manusia, saat bicara lebih banyak dari biasanya, meskipun bicaranya berupa kebaikan, tetapi kadang itu bikin capek. Interaksi dengan manusia emang bikin capek. Dan obatnya adalah dengan berinteraksi dengan Al-Quran.
Kalau disuruh memilih, aku lebih suka me time. Punya banyak waktu buat sendiri. Kadang kalau udah jenuh, aku mengambil waktu yang emang nggak ada jadwal syuro atau pun acara buat me time. Jadi nggak perlu izin dan mereka nggak perlu tahu aku lagi ngapain. Baca buku sendiri entah di mana pun asalkan nggak ada yang kenal aku, traveling sendiri haha! Paling suka kalo ke luar kota sendirian. Takut sih, kan aku cewek, masak pergi jauh sendiri, tapi insyaallah ada Allah dan malaikat-malaikatnya yang akan melindungi. Toh wanita kan boleh safar sendirian asalkan tidak lebih dari 3 hari. Aku paling safar 2 hari aja.
Berinteraksi dengan manusia itu menyenangkan. Bahkan nanti kalau gue punya suami, berinteraksi dan mengenalnya lebih jauh pasti bakalan nyenengin bangeeet... Tapi setelah melakukan banyak interaksi dengan manusia, aku akan butuh waktu sendiri. Aku tak bilang menghilang agar kalian tak khawatir. Kan kalo aku pergi biasanya gak ada yang nanyain haha!
Lalu selanjutnya adalah ketika seseorang itu mengharapkan selain keridhaan Allah, ia akan lebih mudah berjatuhan dari jalan dakwah. Entah mengharapkan posisi, penilaian orang, uang, dan lain-lain. Lalu, tidak proporsional dalam menempatkan anggota. Anggota kan juga manusia. Punya hati, fisik, akal. Jadi jangan sembarangan nempatinnya. Lalu tidak memberdayakan semua anggota, lemahnya kontrol, kurang sigap dalam menyelesaikan persoalan, konflik internal, dan pemimpin yang lemah.
Lalu ada juga sebab-sebab dari dalam diri seorang individu. Mulai dari watak yang indisipliner. Yang hobinya telat, yang kalau dikasih tugas tidak segera dikerjakan tapi ditunda-tunda. Hayoloh... Hati-hati niiihh.. kalau kamu sering kayak gitu, bisa jadi kamu lho yang nanti jatuh.. Ini juga pengingat buat aku. Aku pernah sengaja dateng syuro telat karena emang orang-orangnya suka molor. Beberapa kali dateng telat, meskipun datangnya terlambat tetapi kadang masih jadi yang pertama. Tapi lama kelamaan rasanya nggak nyaman. Aku berasa nggak menghargai waktu yang sudah diberikan Allah. Padahal, kalau kita datangnya ontime, molornya teman-teman adalah berkah, di mana waktu-waktu tersebut bisa kita gunakan untuk tilawah, menjalin ukhuwah dengan saudari-saudari yang sudah datang. Be ontime! Bisa, bisa, bisa ontime.
Lalu sebab berikutnya adalah takut mati dan miskin, sikap ekstrem dan berlebihan, sikap mempermudah dan menganggap enteng, ghurur dan senang tampil,  dan cemburu terhadap orang lain. Nah, Hafshoh pernah taujih tentang kecemburuan ini. Dulu pas TDR (meskipun kita beda jurusan tapi TDR-nya bareng karena Hafshoh ikut TDR  Sigma), Hafshoh pernah tanya ke pembicaranya, pas itu pembicaranya Pak Fajar, tentang kecemburuan juga. Check it out!
Jadi, ternyata ada ayat yang berisi doa agar kita tidak cemburu kepada orang lain. Dalam QS. Al-Hasyr: 10.
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.””
Ayat ini turun setelah peristiwa Fathul Makkah atau penaklukan Kota Mekkah. Setelah Mekkah berhasil ditaklukan, berbondong-bondong orang masuk Islam. Mereka memang baru masuk Islam, mereka berbeda dengan kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka tidak membersamai Nabi seperti kaum Muhajirin dan Anshar. Mereka tidak ikut berperang seperti kaum Muhajirin dan Anshar. Karena itu mereka berdoa, agar tidak ada kedengkian di hati mereka. Masyaallah.. Doa ini juga yang biasanya saya panjatkan ketika hati sudah mulai menginginkan apa yang dipunyai orang lain.
Dari surat ini pula saya belajar bahwa meskipun orang itu baru mengenal Islam, bisa jadi di kemudian hari, dia lebih mencintai Islam dibandingkan kita yang sudah lebih dulu mengenal Islam. Seperti Umar bin Khattab. Beliau tidak termasuk dalam daftar Assabiqunal Awwalun (Golongan yang pertama masuk Islam), tetapi lihat, ketika beliau masuk Islam, beliau totalitas dan menjadi khalifah setelah Abu Bakar.
Pun saya punya teman yang semacam itu. Bukankah dia baru saja masuk, ya? Namanya juga baru didengar akhir-akhir ini. Tetapi ia amat bersemangat, mau bertumbuh dan berproses, dan dia mengingatkanku akan Khalifah Umar bin Khattab. Kalau kata Mbak Osa, “Sepertinya dia belum mau mutasi. Dia masih punya mimpi buat MIPA.” Saya aja kalah semangatnya sama dia! Buat kalian, kalian yang semangat, bergerak, karena air yang diam akan ditumbuhi banyak penyakit.
Next, next, apakah kamu punya teman yang selalu bersamamu, tumbuh bersama, melakukan hal-hal yang sama tetapi ternyata pencapaiannya lebih tinggi daripada kamu? Lalu kamu merasa ada yang aneh di hati, mengganjal. Ternyata kamu sedang cemburu. Berproses bersama tetapi hasilnya berbeda. Nah, Pak Fajar menjawab, “Ucapkan selamat atas keberhasilannya.”
Yaps! Ucapkan selamat, insyaallah sakitnya berkurang. Insyaallah kamu akan menerima segala ketetapanNya.
Jangan cemburu-cemburu lagilah sama saudara sendiri... Kan kalo ada sebuah taman, dan hanya ada satu bunga saja yang mekar, kan nggak bagus. Taman jadi indah kalau semua bunga bermekaran. Sama halnya kayak kita dan saudari-saudari kita. Sholehah semua, jadi hafidzah semua, jadi ibu yang baik buat anak-anak kita. Kalau cuma aku saja yang unggul, tak akan bisa mengubah apapun. Tetapi kalau kita semuanya unggul, insyaallah kita akan jadi kontributor peradaban Islam di akhir zaman nanti.
Ingatkan aku ya, Ukh. Jangan sungkan buat nasihatin aku. Aku masih banyak kurangnya. Terlihat baik karena aib-aibnya tertutup oleh rahmat Allah.
Nah, masih ada lagi penyebab-penyebab kenapa seseorang bisa berjatuhan di jalan dakwah. Baca bukunya aja kalau mau tahu! Cukup sekian~

Barang Dagangan Allah

“Barangsiapa yang takut (kepada Allah) pasti akan serius (dalam beribadah), dan barangsiapa yang serius pasti akan sampai kepada tujuan. Ingatlah bahwa barang dagangan Allah itu mahal harganya. Ingatlah barang dagangan Allah itu adalah surga. (HR. At-Turmudzi dan Al-Hakim)
Aku memohon ampun kepada Allah. Astaghfirullah... Seharusnya, kita sadar di dunia ini kita diciptakan tidak asal diciptakan. Kita diciptakan untuk kembali, kembali ke hadapanNya, mencicipi surga atau neraka.
Tapi terkadang, hobi kita hanya berleha-leha. Beribadah khusyuk saat gawat, menyepelekan saat memiliki banyak waktu luang. Seolah-olah ibadah ini hanya untuk saat-saat genting saja.
Padahal, hakikatnya bukan begitu. Entah kita luang atau sempit, ibadah harus tetap sungguh-sungguh, bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban. Bagaimana kalau kita memberikan sedikit kelonggaran ibadah lalu nyawa kita dicabut? Menyesalkah? Padahal kita tidak tahu kapan malaikat maut menjemput.
Dagangan Allah adalah surga. Nilainya mahal. Teramat mahal. Tidak bisa ditebus dengan berleha-leha, bermalas-malasan, mager, bahkan bermaksiat.
Ikhlaslah dalam setiap lelah. Kita sedang berusaha membeli dagangan yang besar. Kita tidak harus mati di ujung jalan dakwah ini, namun kita hanya harus mati di atasnya! Ikhlaslah, berlelah-lelahlah, lalu beristirahatlah di surga.

Ikut Rohis Cuma Buat Jadi EO?

“Dek, kalau di organisasimu, lebih ke EO atau meningkatkan softskill?”
“Kalau yang di jurusan mbak, banyak banget kegiatannya! Kegiatannya kecil-kecil rutin, agenda besarnya mungkin cuma beberapa. Tetapi kalau di univ, jarang kegiatan, Mbak. Mungkin kegiatannya event besar, setahun ada dua. Jadi kalo di univ, kita lebih punya banyak waktu untuk melatih skill. Kalo di jurusan nggak sempet, Mbak, kegiatannya ngurusin progja.”
Sekilas kutipan pembicaraan saya dengan salah seorang adik tingkat. Kebetulan adik tingkat saya ini bukan anak rohis. Ia bergabung di organisasi keilmiahan tingkat jurusan dan universitas. Sebelumnya saya sudah ngobrol sedikit dengan adik tingkat yang memang berada di organisasi rohis dan mendapatkan jawaban yang tidak jauh berbeda.
Kebanyakan, seseorang masuk ke sebuah organisasi karena ingin meningkatkan skill mereka. Melihat kakak-kakak tingkat yang keren, mahasiswa baru pun juga ingin menjadi keren seperti katingnya. Namun ternyata, kadang yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Saya contohkan di organisasi rohis. Mahasiswa mendaftar di organisasi rohis untuk mendapatkan sentuhan rohani, menjadi lebih baik dari sebelumnya, dapat ilmu, dapat pengalaman, juga berharap bisa berkumpul dengan orang-orang sholeh (biar ketularan sholehnya hehe). Tetapi nyatanya, begitu diterima, mereka disibukkan dengan berbagai progja. Dan di setiap syuro, yang datang orangnya itu-itu... saja. Yang datang kajian juga itu-itu... saja. Yang menjauh semakin menjauh. Yang terlalu banyak berjuang menjadi semakin lelah. Apakah ada yang salah dari organisasi ini?
Kadang, sibuk ngerjain progja sampai lupa upgrade diri. Sibuk progja, lupa nanyain keadaan staff-staffnya. Sibuk progja, sampai fungsionaris yang menjauh dibiarkan menjauh. Sibuk progja, internal kondisi darurat.
Astaghfirullahaladzim...
“Ukh, apa perlu ya progjanya rohis dipangkas besar-besaran?” tanyaku kala itu pada ukhti yang seangkatan denganku ketika kita melewati pepohonan di samping gang tikus.
“Bukan progjanya ukh yang dipangkas, tetapi bagaimana keberjalanan halaqah adik-adiknya? Jika tujuan mereka masuk rohis agar mendapatkan ilmu, ya ilmunya itu didapatkan dari halaqah.”
“Astaghfirullah.. Halaqah-nya beberapa masih tersendat, ukh. Masalah klasik, problem-nya ada di murabbi, mutarabbi, bahkan dua-duanya.”
“Makanya itu.. kalau halaqahnya lancar pasti semuanya juga lancar.”
“Iya, ya? Halaqah kan fondasinya. Nggak halaqah aja rasanya kering.”
Buat yang satu ini, sebelum mencari solusi yang lain dari segala problematika dakwah kampus, coba tilik lagi bagaimana cara agar halaqah setiap fungsionaris berjalan. Jika setiap fungsionaris rajin halaqah, lihat deh perkembangan rohisnya!
Cari mentor atau murabbi yang benar-benar berkomitmen, yang benar-benar bisa mengayomi, jangan asal masukin nama. Jika yang berkomitmen sanggup mengampu lebih dari satu halaqah, berikan saja semampunya. Jika sampai kekurangan mentor, berarti ada yang salah lagi dengan proses pengkaderannya.
Dan di awal kepengurusan ditekankan kepada fungsionaris bahwa jika ingin mendapatkan ilmu seperti yang diinginkan ketika mendaftar, berkomitmenlah untuk mengikuti halaqah. Karena kalau halaqah-nya tidak berjalan, fungsionaris akan merasakan yang namanya kecewa, patah semangat, sakit hati, nggak dapat ilmu, cuma ngerjain progja doang, tidak merasakan manisnya ukhuwah, salah orientasi, merasa tidak dihargai, tidak satu frekuensi, menjauh, bahkan bisa saja satu-persatu berjatuhan dari jalan dakwah.
Yuk! Jadi anak rohis bukan buat jadi EO! Bersama-sama beramal kebaikan.