Kamis, 07 Februari 2019

Andai Rasulullah Ada di Hadapanmu

Aku malu...
Aku malu jika Rasulullah ada di hadapanku...
Aku malu kalau ternyata aku cuma gadis yang mengaku- ngaku cinta beliau, padahal masih belum sempurna melaksanakan sunnah beliau. Belum khatam baca sirah beliau.
Kalau Rasulullah tiba-tiba ada di depan rumahku, mengetuk pintu. Ku buka pintunya dan beliau memberi salam, “Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam..”
“Sedang apa di dalam rumah?” Aku malu...
Ketika di akhirat nanti, semua orang sibuk mengurus diri sendiri, Rasulullah tu malah mikirin kita.. Rasulullah rindu kita dari 1400 tahun lalu..
“Aku merindukan saudaraku.”
“Bukankah kami ini saudaramu, Ya Rasulullah?”
“Bukan. Kalian adalah sahabatku. Saudaraku adalah mereka yang melaksanakan sunnahku padahal mereka tidak pernah melihatku.”
Beliau nggak akan masuk ke surga sebelum seluruh umatnya masuk surga. Beliau capek-capek ngurus kita di akhirat nanti. Beliau mikirin kita, tapi apa kita mikirin beliau? Saat kita nanti di akhirat mikirin diri kita sendiri, Rasulullah masih saja memikirkan umatnya.
Aku ingin bertemu denganmu, Ya Rasulullah.. Aku ingin memandang wajahmu, mendengar suaramu.. Aku merindumu, Ya Rasulullah.. Rindu ini sungguh menggebu Tetapi apa aku yang berlumur dosa ini layak untuk disebut umatmu? Jika bukan karena rahmat Allah, Aku tak mungkin mencium wangi surga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar