Rabu, 27 Juni 2018

Suhu di Rumah

Sekarang, aku sudah tidak ngekos lagi. Meskipun masih ada jatah kos sampai bulan Juli, namun aku sudah pindahan. Barang-barangku di rumah semua, kecuali seprei karena masih dipakai.

Rumah. Selama empat tahun, aku menganggap rumah sebagai tempat istirahat di antara hiruk pikuk amanah dan tugas kuliah. Pulang ke rumah adalah hal yang menyenangkan, beban di pundak rasanya plong semua. Seolah-olah rumah adalah surga, menjanjikan kebahagiaan dan kehangatan.

Rumah. Segalanya terpenuhi. Membahagiakan banget pokoknya! Tetapi, di rumah juga, aku gampang banget futurnya. Karena serasa gak ada beban, ibadah pun juga...... Astaghfirullah.. kadang, kalau udah lelah sama kondisi diri yang tak kunjung mendekat ke Allah, jadi kangen sama Unnes, kangen sama temen-temen yang sholehah, kangen kajian, kangen sholat jamaah, dan kangen-kangen lainnya. Tapi apa dayaku? Biasanya masih liburan, balik ke Unnes pun nggak ada orang.

Untuk sekarang, rumah bukan lagi tempat berleha-leha. Rumah bukan lagi tempat untuk berfutur diri. Sudah cukup! Targetan Ramadhan harus dilanjutkan! Harus berusaha ikut kajian. Karena jauh dari Unnes dan agak kesusahan kalau kajian, sering-sering dengerin kajian online aja. Alhamdulillah ada Hafizh sampai pertengahan Juli, jadi bisa murajaah sambil nyari penggantinya Hafizh. Sampai-sampai masang targetan tiap hari.

Ya Allah... di rumah itu lebih berat. Gak ada teman kayak di kos-kosan, susah kalau jamaah karena tempat sholatnya kecil, dicekokinya dangdut indosiar. Di rumah itu, harus survive! Kalau nggak survive, bubar semua! Survive iman!

Karena aku sadar, aku dai sebelum apapun. Aku adalah aktivis dakwah di mana pun aku berada. Aku harus terus menampilkan akhlak yang baik. Bagaimana mungkin di rumah aku masih berleha-leha dan nggak mau baca Al-Quran? Ke sana ke mari dengan hati kosong tanpa Al-Quran? Bagaimana mungkin niat untuk berdakwah dan menjadi teladan bisa terealisasikan kalau aku nggak pernah tahajud? Bagaimana mungkin aku direstui jalannya kalau masih bantah orangtua? Bagaimana mungkin aku dapat jodoh yang baik, idaman, kalau sekarang masih malas-malasan?

Come on! Jangan malas! Rumah adalah ladang dakwah! Kalau kamu malas baca Al-Quran, bapak dan ibu juga malas. Kalau kamu sholatnya ditunda-tunda, Noval juga akan ikut-ikutan. Come on! Tetap jadi Atika yang rukhiyahnya kayak di Unnes.

Kamu hanya perlu bersabar dan terus memperbaiki diri. Barangkali sebentar lagi kamu akan dipertemukan dengan orang baik. Insyaallah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar