Minggu, 09 Desember 2018

Kapalku, Kapal Kita

Sebentar lagi, kapal kita kan sampai daratan. Mercusuar telah terlihat. Sebentar lagi jangkar dilempar. Setiap orang mempersiapkan pendaratannya, tak ingin ada satu pun barang yang tertinggal.

Berlabuh.

Aku bahagia telah berlayar bersama kalian. Kadang gelombang besar, badai. Kadang pula angin sepoi-sepoi, burung bersenandung, menikmati sunset dan sunrise bersama kalian.

Besok kamis adalah waktunya. Kita sama-sama mempersiapkan salam perpisahan.

Katanya, semakin besar pengorbanamu, semakin besar pula rasa sakitnya perpisahan. Tapi aku tak mau di sini selamanya.

"Setelah turun dari kapal, kau mau ke mana?" tanyamu saat ku pandang laut bergelombang.

"Asal ada kamu, ke mana pun aku mau." Aku terkekeh. "Itu jawaban film-film."

Aku kembali menatap laut, "Asal ada Allah, ke mana pun aku mau. Allah yang di lautan dan di daratan sama kan? Allah yang di kapal ini dan di kapal itu sama kan?"

~☆~

Tahun ini sengaja kupilih satu amanah. Kutolak tawaran amanah yang datang (Afwan yaaa)

Karena aku kesulitan pindah ke kapal yang satu ke kapal lainnya. Aku tidak bisa berenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar